Hidup ini tidak bisa lepas dari angka.
Sejak lahir sudah ada angka-angka yang disematkan di diri kita: tanggal lahir berikut jam dan menitnya, berat waktu lahir, panjang badan waktu lahir, bahkan dokter juga mengukur lingkar kepala dan lingkar-lingkar lainnya.
Setelah itu disusul dengan tanggal gigi pertama tumbuh, ulang tahun, masuk sekolah, uang sekolah, gaji pertama, biaya pernikahan…… Tidak ada satu hari di mana kita tidak bersinggungan dengan angka.
Karena itu saya agak heran melihat kilas balik 5 tahun yang lalu ketika saya dipinang untuk membuka dan memimpin kantor konsultan tempat saya bekerja sekarang. Tantangan untuk membuka kantor dan memulai bisnis itu sangat menarik. Saya serta-merta mengiyakannya. Tetapi begitu masuk ke ranah accounting, saya mulai pasang syarat. “I don’t like numbers. You just tell me the target, I’ll deliver it to you. But don’t make me work on the numbers.” Sudah tentu setiap perusahaan, apalagi perusahaan global, pasti memiliki seorang akuntan dan bagian keuangan di dalam strukturnya. Saya sangat beruntung mendapat seorang manajer keuangan yang bisa memahami kemalasan saya berhitung.
Bulan pun berlalu. Kami menutup buku tahun pertama dengan rapor gemilang. Hasil ini harus saya presentasikan dalam pertemuan seluruh GM di kawasan Asia Pacific, dan perut saya langsung sakit. Saya tidak bisa membaca arti kolom dan baris yang ada dalam laporan keuangan. Yang saya tahu hanya baris terakhir: posisi keuangan positif dua digit. Karena positif jadi tidak banyak pertanyaan, yang ada hanyalah pujian. Itulah keuntungan saya. I was saved by the numbers!
Tahun berlalu. Saya mulai menikmati kolom dan baris, mulai mempejari penggunaan excel spreadsheet, mulai paham cara membaca dan mengisi tabel. Angka-angka menjadi tidak lagi mengerikan seperti 5 tahun yang lalu. Hari ini saya dapat mempresentasikan dan menjelaskan secara detil di dalam pertemuan tahunan GM kawasan Asia Pacific.
Numbers are not that scary. It talks and sometimes also laugh.
Leave a Reply