Hari ini tidak ada meeting, jadi saya menghabiskan waktu dengan menjelajah kota Hong Kong. Niatnya adalah menjauh dari daerah perbelanjaan di seputar Causeway Bay.
Pilihan jatuh pada Financial District di pantai utara pulau Hong Kong, tempat berkumpulnya hampir semua perusahaan global, terutama jasa keuangan. Wilayah ini sudah sejak 1841 menjadi pusat perdagangan dan bisnis ketika Inggris masuk ke Hong Kong.
Yang menarik perhatian saya adalah jembatan atau walkway bridge yang menghubungkan berbagai gedung tinggi. Setiap hari, siang dan malam, jembatan itu penuh dengan manusia yang lalu-lalang dari gedung satu ke gedung lain. Sementara itu, mobil dan bus juga melaju kencang di jalan raya di bawahnya. Seolah-olah ada dua dunia, dunia atas dan dunia bawah, yang secara konstan berdegup cepat, yang membuat Hong Kong selalu hidup.
Ini sebetulnya adalah solusi cerdas untuk kota-kota besar yang dikenal sebagai biang macet, seperti Jakarta. Walkway bridge memungkinkan orang untuk berjalan kaki dengan nyaman, tidak kepanasan dan kehujanan, sehingga tidak perlu membawa mobil dan mencari parkir. Selain itu berjalan kaki juga merupakan olahraga yang baik untuk pegawai kantoran yang terlalu banyak duduk. Di beberapa titik di sepanjang walkway bridge dapat dibangun cafe untuk berhenti minum kopi, beristirahat atau meeting singkat. Yang perlu diperhatikan di Jakarta adalah memastikan bahwa tidak ada kaki lima, pengemis dan pengamen di sepanjang walkway bridge.
foto1: http://luxurysociety.com/attachments/article_images/3783_hong-kongs-financial-district_medium.jpg?1405955052
foto2: http://assets.knowledge.allianz.com/img/hong_kong_pedestrian_overpass_rtx9saf_ah_55586.jpg
Leave a Reply